Tentang tema IloveMath hari ini mencoba flashback tentang keunikan teteh dalam menghafal angka. Sejak umur 2 tahun teteh sudah bisa menyebutkan angka 1 – 10. Uniknya adalah angka 6 selalu hilang.
Kami kira ya memang proses karena jaringan otaknya belum bersambungan.
3 tahun berlalu dan angka 6 masih suka missing in action hihihi.. Bapake yang jago matematika sampai heran.. Dari sana kami mundur untuk eksplor lebih jauh soal matematika teteh dengan kesimpulan: belum waktunya. She’ll make it eventually, someday.
Sering kami iseng nyelipin angka 6 ketika dia sudah sampai berhitung di angka 5. Yang terjadi adalah setelah 5 adalah 6, dan setelah 6 bubar jalan. Jika tidak diganggu maka hanya angka 6 yang hilang, namun dia bisa terus meneruskan sampai belasan. Entah kenapa 16 tidak hilang.
Saya membahas ini bersama teman-teman dan mendapatkan istilah yang sesuai untuk kejadian ini: pointer nya hilang. Hehe. Istilah yang sangat akrab di kuping anak jurusan informatika/ilmu komputer. Mendengar istilah ini pasti yg 1 ras dengan saya langsung paham. Hehe. Barangkali memang blok memori yang menyimpan angka 5 dan 6 letaknya sangat berjauhan. Jadi masih sulit buat teteh mengkaitkan satu sama lain. Akan tetapi blok angka 5 dan 7 dan seterusnya dekat.
Analoginya seperti nomor rumah di komplek yang tidak urut. Mamang gojek udah yakin aja di sebelah nomer 5 adalah nomer 6, padahal ternyata nomer 6 mencelat jauuuuh di pojokan. Nah di depan rumah nomer 5 ada penunjuk jalan (pointer) rumah nomer 7, yang sayangnya penunjuk jalan nomer 6 belom selesai dibuat jadi belum dipasang.
Kalo begini paham kan mamang klo udah nemu nomer 5 harus kemana klo mau ke nomer 7. Lain cerita kalo mamang nyariin nomer 6, pasti pake puyeng dulu. Jika mamang langsung lompat ke nomer 6, maka akan puyeng lagi nyari nomer 7.
Ya begitu cara kerja memori komputer. Pake sistem pointer. Dikira semua disimpan dalam kondisi rapi padahal lompat-lompat. Sepemahaman saya cara kerja memori manusia juga mirip seperti ini. Lompat-lompat belum terkait dan bersambungan. Tapi jika lama-lama dilatih/stimulasi (dibentuk pointer nya), ya nyambung juga.
Makanya kalo belajar perlu berulang-ulang, supaya bersambungan blok memorinya.
Walaupun kasus angka 6 nya teteh sungguh epic. Tiga tahun berlalu masih aja belum beres 😂. Mungkin anak beneran lagi konslet pas belajar angka 6.
Disclaimer: ini analisis anak IT hehe, mungkin yg belajar psikologi atau neuroscience bisa lebih paham
Ponakanku juga kalau membilang urutan angka, kayak gini, Angka 6-nya hilang.
Sebelum “hilang”, katanya ada kejadian.
Jadi pernah suatu kali, ponakanku ini dibawa ibunya (adekku) ke seminar Hypnoterapi. Bukan kenapa-kenapa. Mereka datang hanya karena adekku berkawan dengan pembicara seminarnya.
Nah, di dalam seminar, si pembicara sempat melakukan demonstrasi hipnosis ke seluruh peserta seminar. Yaitu menghilangkan angka 6 di pembilangan urutan angka. Saat dibuktikan, semua peserta hilang angka 6-nya.
Tapi setelah itu, dikembalikan lagi. Angka 6-nya ada lagi.
Masalahnya, kata adekku, ponakanku ini ngga ikut sesi “pengembalian angka 6”-nya. Makanya, 6-nya tetap hilang.
Ngga tahu juga sih, ini bener atau ngga.
Mungkin memang ada pointer yang missing di otak anak-anak. Dan ini dijadikan trik di seminar hipnoterapi itu.
Jadi mungkin sebenernya ngga ngaruh.
Bisa kali, dicari lebih lanjut tentang ini? Mungkin bawah ane tahu? 😀